Akhirnya dia kali juga saya menulis perihal yang sama. Padahal dalam posting blog yang saya kira tidak sampai sebulan menyebutkan kalau kekhawatiran saya adalah menulis lagi untuk dua lagi, tetapi yah sudahlah lagi-lagi ini salah saya yang tidak melihat seluruh tulisan saya yang ada dalam rancangan buku saya. Tetapi tidak mengapa karena tulisan ini lain sehingga saya bisa untuk membuat di buku yang lain. Tetap semangat 👊
Terkadang kita merasa sudah bekerja keras tapi tak ada hasil ( lebih tepatnya – belum ada hasil) ini karena manajemen juga. Lain halnya saya kerja untuk mencari keringat seperti menggergaji kayu bekas lama sekali karena tidak tahan akhirnya saya patahkan kayu lis dan patahan nya tidak rata.
Saya rasa saya harus sabar namanya kayu tua dan lapuk maka menggergaji kayu itu justru lama kalau mau patahin gak rata.
Itu lain. Bukannya pelit mau beli kayu. Kalau beli kayu mending langsung saja beli sangkar. Murah dan tidak capek. Saya hanya mau memanfaatkan dari limbah kayu karenanya saya menggunakan kayu bekas yang sudah ada.
Memang tadi kita sudah buat kandang tapi karena patah maka saya urungkan lagi saya sampai habis waktu 90 menit hanya buat rangka bawah, belum rangka tengah dan belum rangka akhir. Maksud dari ini saya mau agar saya gigih mengerjakan sesuatu . Saya mau pekerjaan selesai. Perfek yah jelas tidak karena potongan kayu saja tidak rata sehingga kita sambungkan jadi tidak rata. Sebelumnya bahkan untuk membuat kandang kayu pecah akibat mau memaku kayu dan sambungan antara sisi kandang.
Biarlah memang waktu lebih berharga kalau saya menulis akan tetapi saya menyukai untuk berhitung kembali misalnya oi saya menghitung jeruji dari kadang saya harus menempatkan jeruji dengan jarak yang sama terkecuali untuk jeruji yang di dekat tiang kandang. Kalau dekat tiang kandang harus lebih rapat karena di sana ada celah yang harus diperhatikan .
Memang kadang menghitungnya malas sekali. Seperti 2,5 ditambah 2 berapa. Tentu saja hasilnya adalah 4,5. Namun ketika kita menghadap apa yang namanya praktik di lapangan.
jika kita menghadap mistar atau penggaris maka kita seperti pada rapat tegang untuk menentukan pada angka berapa kita memberi garis pada bagian kayu tersebut inilah yang membuat kita semakin mau untuk berpikir dan kita tidak mau bekerja dengannya saja kita bagaimana kalau kita bekerja itu saja dan tidak berhasil maka bisa dipastikan kita tidak akan berhasil karena kita mengulangi kesalahan-kesalahan yang lalu.
tentu saja saya ingin sesuatunya yang baru selain dari yang kemarin sehingga saya gagal untuk mendapatkan penghasilan. Saya mau untuk mudah-mudahan saya bisa untuk menyelesaikan rencana saya yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
Jakarta 27 Jumadal Akhir 1442 H